Perdagangan Luar Negri.

Teori Perdagangan Internasional.
Perdagangan internasional adalah sistem jual beli atau perdgangan yang dilakukan oleh individu antar individu, individu antar pemerintah, atau pemerintah antar pemerintah yang sesuai dengan kesepakatan.
Menurut Amir M.S perdagangan internasional sangatlah rumit dan lebih kompleks dibandingkan dengan perdagangan dalam negri. Hal ini disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, contohnya bea, tariff, atau quota barang import. Karena adanya perbedaan budaya bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan dan hukm yang ada dalam perdagangan.
Salah satu teori perdagangan internasional dikemukakan oleh Adam Smith yaitu teori keunggulan absolute, model ini memfokuskan pada keuntungan mutlak  yang menyatakan bahwa suatu negara akan memperoleh keuntungan mutlak dikarenakan negara tersebut mampu memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan negara lain. Menurut teori ini jika harga barang dengan jenis sama tidak memiliki perbedaan di berbagai negara maka tidak ada alasan untuk melakukan perdagangan internasional.

Perkembangan Ekspor Indonesia.
Indonesia sudah mengutamakan ekspor sejak tahun 1983. Berubahnya strategi industrialisasi memacu pertumbuhan ekonomi yang menekan industry subtitusi impor ke industry subtitusi ekspor. Maka dari itu konsumen dalam negri membeli barang impor ataupun konsumen luar negri yang membeli barang domestic menjadi sesuatu yang lazim. Persaingan terjadi antar berbagai produk persaingan tersebut bisa dari harga, kualitas.
Nilai ekspor Indonesia Januari 2012 mencapai US$15,49 miliar atau mengalami penurunan sebesar 9,28 persen dibanding ekspor Desember 2011. Sementara bila dibanding Januari 2011 mengalami peningkatan sebesar 6,07 persen.
Ekspor nonmigas Januari 2012 mencapai US$12,52 miliar, turun 7,90 persen dibanding Desember 2011, sedangkan dibanding ekspor Januari 2011 meningkat 4,40 persen. Penurunan ekspor nonmigas terbesar Januari 2012 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$619,3 juta, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$213,5 juta
Adapun selama periode ini pula, ekspor dari 10 golongan barang memberikan kontribusi terhadap total ekspor nonmigas. Kesepuluh golongan tersebut adalah, lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, mesin atau peralatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin-mesin atau pesawat mekanik. Kemudian ada pula bijih, kerak, dan abu logam, kertas atau karton, pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan barang dari kayu, serta timah.

Tingkat Daya Saing.
Jika sebuah wilayah memiliki suatu produk dan menginginkan produk yang dibuatnya akan berhasil maka haruslah memiliki sesuatu kelebihan dari yang lain yang nantinya akan mengubah harga dari barang itu sendiri. Pada zaman ini semakin banyak produk yang sudah dipasarkan sehingga menimbulkan daya saing yang ketat yang dan harus memenuhi syarat yaitu tahap pengujian. Daya saing merupakan produk barang atau jasa disuatu wilayah untuk menghadapi tantangan persaingan pasar internasional yang sudah melewati tahap pengujian internasional, dan juga dapat memelihara pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan. daya saing di Indonesia masih sangat rendah dibanding negara-negara di Asia Tenggara, factor penyebabnya adalah :
ü  Infrastruktur.
ü  Birokrasi pemerintah yang belum efisien.
ü  Kepastian hukum.
ü  Korupsi.

ü  Kualitas SDM yang masih rendah dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Soal TOEFL Written and Structure

Kegagalan Pasar (Market Failure)

PERKEMBANGAN TERAKHIR DALAM ETIKA BISNIS DAN PROFESI